All Indonesian Final tercipta pada turnamen level Asia Tenggara tersebut, memperebutkan total satu juta dolar AS (sekitar 9,1 miliar rupiah), mempertemukan Indonesia Garuda dan Indonesia Rajawali.
Salah satu keunikan turnamen yang baru digelar perdana ini adalah digunakannya sistem dua leg, home-away, untuk menentukan juara. Karena kedua finalis berasal dari Indonesia, kedua leg digelar di tempat yang sama. Leg kedua digelar Minggu (15/4/12).
Di leg pertama, tim Garuda, yang terdiri dari mayoritas pemain senior menyapu bersih pertandingan dengan skor 3-0 atas junironya, tim Rajawali.
Simon Santoso membuka kemenangan Garuda di pertandingan pertama melawan Tommy Sugiarto dengan skor 21-19, 21-7.
“Kami bersyukur bisa menang atas tim Rajawali. Target kami memang menang 3-0 supaya besok lebih mudah untuk menjadi juara," ujar Simon usai laga.
“Pada game awal saya masih bisa mengimbangi Simon, tetapi pada game kedua saya banyak mati sendiri, tidak bisa fokus dan tidak bisa mengatur strategi, sementara Simon bisa membaca semua permainan saya," ujar Tommy.
Kemenangan kedua Garuda dipersembahkan Markis Kido/Hendra Setiawan. Pasangan juara Olimpiade Beijing itu menang 21-14, 21-17 atas duet Angga Pratama/Ryan Agung.
Kejutan terjadi di partai terakhir. Pemain muda Indonesia, Dionysius Hayom Rumbaka, mampu memaksa seniornya, Taufik Hidayat, untuk memainkan set ketiga, sebelum akhirnya menyerah 21-17, 25-27, 21-16.
Taufik mendapat kartu kuning dari wasit karena membanting raket. Itu dilakukannya setelah wasit menyatakan pelanggaran saat raketnya menyentuh net.
“Itu biar seru saja karena dalam pertandingan lain saya tidak pernah marah seperti itu, apalagi ini melawan teman sendiri. Tadi saya ke Hayom hanya untuk bercanda dan memacu dia supaya tidak mau kalah dari saya,” ujar juara Olimpiade itu.
0 komentar:
Posting Komentar